Setelah uji publik berakhir tengah April lalu, kini proses pengangkatan tenaga honorer kategori II (K2) menjadi CPNS
tinggal menunggu jadwal ujian tertulis dari Badan Kepegawaian Nasional
(BKN). Tidak semua tenaga honorer K2 yang diumumkan dalam uji publik
akan menjadi CPNS. Penetapan akan menyesuaikan dengan kuota dari BKN.
‘’Uji publik sudah selesai. Proses selanjutnya kini tinggal menunggu
jadwal tes dari BKN. Kita sedang menunggu kapan ujian akan digelar,’’
kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah NTB H Muhammad Suruj.
Dia mengatakan, khusus untuk pemprov NTB, tidak ada perubahan atas
semua nama yang sudah menjalani uji publik. Kendati ada sejumlah protes,
namun secara resmi kata Suruji, BKD menyatakan tak ada pengaduan.
‘’Kita mendengar ada pengaduan yang disampaikan ke Ombudsman dan lembaga
lain. Tapi bagi BKD, tidak ada pengaduan. Sebab, tidak ada satupun
surat secara resmi pengaduan yang sampai ke BKD,’’ tandasnya.
Karena itu, tenaga honorer K2 yang telah menjalani uji publik itu
lingkup pemprov, akan melanjutkan proses untuk menempuh ujian seleksi
yang jadwalnya menunggu penetapan BKN.
Merujuk PP No 48/2005, syarat tenaga honorer K2 ini adalah mereka
yang bekerja di lingkungan pemerintah tapi penghasilannya tidak dibiayai
APBD dan APBN. Mereka diangkat pejabat berwenang, dengan masa kerja
satu tahun pada 31 Desember 2005 dan masih bekerja terus menerus hingga
kini. Per 1 Januari 2006, mereka juga minimal berusia 19 tahun dan
maksimal 46 tahun.
Berdasarkan itu, di lingkup Pemprov NTB, sebanyak 99 nama telah
diumumkan pekan lalu karena dinyatakan memenuhi syarat. Namun, sebanyak
86 nama lain, mengadu ke Ombudsman RI Perwakilan NTB lantaran namanya
tidak masuk. Pengaduan serupa juga datang dari Kabupaten Lombok Barat,
Lombok Timur, dan juga Lombok Tengah.
Ombudsman RI Perwakilan NTB bahkan menyatakan, basis data tenaga
honorer K2 yang dimiliki BKD amburadul. Ombudsman menilai, telah terjadi
tindak kesengajaan yang sistemik terkait basis data yang amburadul itu.
Dari 99 nama yang diumumkan pemprov, banyak di antara mereka memiliki
pendidikan sarjana. Sebagian lain mengantongi pendidikan terakhir di
SMA. Bahkan ada yang dinyatakan memenuhi kriteria dengan mengantongi
ijazah Paket C yang berpenghargaan sama seperti ijazah SMA. Seluruhnya
tenaga administrasi.
Sebanyak 99 nama yang telah menjalani uji publik itu menjadi bagian
dari 630 ribu tenaga honorer K2 di Indonesia. Estimasi sementara, hanya
35 persen di antaranya yang akan menjadi CPNS setelah melalui ujian seleksi. Sisanya gigit jari.
sumber. www.pengumumancasn.com
0 komentar:
Posting Komentar
*****Assalamualaikum ww. Pengunjung Dwi Giono's Blog yang Budiman, Monggo Berkomentar Yang Membangun, Serta Laporkan Segala Ketidaknyamanan Anda Sewaktu Berkunjung. Mohon Maaf Jika Komentar Anda Belum Sempat Saya Balas dikarenakan Kekurangan Pengetahuan saya dan Suatu Hal Lain, Yang Jelas Tidak Ada Niat Untuk Mengecewakan Anda. Jika Sobat Berniat Baik dan Ingin Berbagi Demi Kemajuan Blog Ini, Silahkan Sampaikan Ke 081377861698. Terimakasih*****